Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memulai 2023 dengan kembali menghangatkan sinyal perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju.
Meskipun demikian, Kepala Negara tak secara tegas menyebutkan waktu pasti perombakan kabinet akan dilakukan.
“Tunggu aja, ditunggu aja,” ujarnya kepada wartawan usai meninjau pasar Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (2/1/2023).
Lebih lanjut, saat dikonfirmasi terkait rumor reshuffle akan menyasar menteri-menteri dari NasDem, Jokowi juga memberikan jawaban yang sama.
“Ditunggu saja,” katanya.
Sebelumnya, Presiden memberikan sinyal yang disampaikannya saat ditanyai awak media di Stasiun Manggarai, Jakarta pada Selasa (27/12/2022).
Baca Juga
“Ya, saya dengar [pertanyaan reshuffle kabinet]. Clue-nya ini [tangan membentuk ok]. Ya sudah ya [petunjuknya],” kata Jokowi, Selasa (27/12/2022).
Isu perombakan kabinet (reshuffle) terus berembus menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 2024.
Isu reshuffle ini mencuat setelah lembaga Charta Politika Indonesia melaporkan mayoritas masyarakat Indonesia ingin Presiden RI Ke-7 itu melakukan perombakan pada kabinetnya.
Berdasarkan survei Charta Politika pada 8-16 Desember 2022 dengan jumlah sampel 1.220 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel dipilih menggunakan teknik multistage random sampling, dengan margin error kurang lebih 2,82 persen.
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 59,7 persen responden setuju adanya reshuffle kabinet Indonesia Maju. Dalam survei ini juga para responden menginginkan adanya peningkatan kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.
Pada survei September 2022, sebesar 63,5 persen responden yang puas dengan kinerja Jokowi. Lalu pada survei November 2022, meningkat menjadi 69,5 persen. Kini, angkanya menjadi 72,9 persen.
Merombak kabinet bukan hal baru pada era Pemerintahan Jokowi. Sepanjang pemerintahannya, Jokowi telah beberapa kali melakukan perombakan di level menteri dan wamen. Terakhir, Jokowi merombak kabinetnya pada Juni 2022. Saat itu, Jokowi melantik dua menteri dan tiga wakil menteri.
Mereka adalah Zulkifli Hasan menjabat Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi, Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional menggantikan Sofyan Djalil, Ruji Juli Antoni sebagai Wamen Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional menggantikan Surya Tjandra, John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, dan Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.